Tulisan
Manusia dan Harapan
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti
manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun
mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan
hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan
tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus
berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka
perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena
usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Sebab sering kita saksikan banyak orang tua terlalu mengharapkan kepada
anak- anaknya bagar menjadi dokter, insinyur, pendek kata mendapatkan
jabatan atau pangkat yang tinggi. Menurut dugaaan bahwa semua pangkat,
jabatan yang tinggi mampu memberikan kebahagiaan. Padahal belum tentu
demikian. Justru orang yang berpangkat, kaya, kelihatan terpandang
hatinya gundah, pikirannya kusut dan bingung.SebAliknya orang yang
hidupnya serba sederhana kalau tidak mau dikatakan kekuranganhatinya
selalu bahagia, tenang, damau. Mengapa demikian?
Bila kita ingat dengan kehidupan itu tidak hanya di dunia saja, namun
juga di akhirat, bahkan kehidupan disana lebih abadi. Maka sudah
selayaknya “harapan” untuk hidup bahagia di kedua tempat itu sudah kita
niati.
Orang yang hanya mengharapkan niatnya hidup kaya, cenderung mudah sekali
terseret ke jalan yang kurang baik. Sering orang yang seperti itu
kurang memperhitungkan dari aturan permainan dalammendapatkan kekayaan
itu. Tidak jarang klalu “menghalalkan cara”. Pegangan seperti itu mulai
dilaksanakan sejak yang bersangkutan duduk dibangku pendidikan.
Dilanjutkan pada saat mencari jabatan atau pekerjaan, dan disempurnakan
pada waktu sudah menduduki suatu jabatan.
Akhirnya bila sudah kaya, semata-semata semuanya itu hanya untuk
memuaskankehendaknya, memuaskan hawa nafsunya. Karena kepuasan dilandasi
hawa nafsu, makaselanya tidak akan merasa puas. Dan akhirnya tidak akan
dapat merasakan bahagia. Tidak aneh orang itu nantinya akan melakukan
hal-hal yang tidak terpuji, asal kehendaknya terpenuhi.
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke
dunia langusung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah
suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu
manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah – tengah manusia
lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik/jasmani
maupun mental/ spiritualnya. Ada dua hal yabg mendorong orang hidup
bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan
kebutuhan hidup.
Dorongan kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma
dalam din manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya
menangis, bergembira, berpikir, berjalan, bcrkata, mempunyai keturunan
dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan,
misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan sebagainya. Seperti halnya
orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak
juga mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton
tidak tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru sedihlah mereka.
Dorongan kebutuhan hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bennacani-macant kebutuhan
hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besamya dapat dibedakan atas :
kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani
Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia
lain. Hal ini disebabkan, kemampuan manusia sangat terbatas, baik
kemampuan fisik/jasmaniah maupun kemampuan berpikirnya.
Keamanan
Setiap orang membutuhkan keamanan. Sejak seorang anak lahir ia telah
membutuhkan keamanan. Begitu lahir, dengan suara tangis, itu pertanda
minta perlindungan. Setelah agak besar, setiap anak menangis dia akan
diam setelah dipeluk oleh ibunya. Setelah bertambah besar ia ingin
dilindungi. Rasa aman tidak harus diwujudkan dengan perlindungan yang
nampak, secara moral pun orang lain dapat memberi rasa aman.